09 Januari 2025

Materi B.I & P5

 


Hari/tanggal       : Kamis, 09-01-2024

Kelas : 2 A


Good morning my students, how are you today ?🙏 I hope you always happy and healthy.

Alhamdulillah hari ini kita berjumpa kembali di hari Kamis dalam keadaan sehat.

Pada pertemuan sebelumnya kita telah mengetahui pengertian fabel, yaitu cerita dengan tokoh hewan dan beberapa kosakata baru dalam cerita fabel. Hari ini kita akan melanjutkan kembali pelajaran B.Indonesia tentang fabel dan penggunaan tanda koma. 

BAHASA INDONESIA
Elemen : 
Membaca dan Memirsa

TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui latihan berulang, peserta didik dapat menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca koma.
Melalui menulis, peserta didik dapat mengategorikan kata kunci dari informasi pada pengatur grafis sederhana.

Metode Pembelajaran :

Metode Tanya jawab

Media / Alat peraga

Buku Cetak B.Indonesia Kelas 2 SD Kemendikbud dan Mediatama serta internet.

Video pembelajaran 👇


Perbedaan dapat ditemukan pada banyak hal. Mulai dari bentuk tubuh, nama, kegemaran, hingga pendapat. Amatilah gambar di bawah judul bab. Temukan perbedaan pada masing-masing anak. Sekarang, perhatikan salah satu teman kalian. Apa saja perbedaan di antara kalian?

MEMBACA

Fabel adalah cerita dengan tokoh binatang. Dalam fabel, tokoh binatang berperilaku seperti manusia. Bacalah fabel “Rahasia Kaki Itik” bersama guru. Cerita ini disadur dari buku Rahasia Kaki Itik karya Supriyatin.


Ketika berjalan ke kolam, itik bertemu kawanan bangau. “Itik si kaki pendek dan kasar!” ejek bangau. “Lihatlah kaki kami yang ramping dan bersih!” Itik merasa sedih, tetapi hanya diam. 

Tak lama kemudian, itik bertemu elang.
Elang menggeleng iba.
“Cara jalanmu aneh karena kakimu berselaput.”
Itik melirik kaki elang.
Kaki elang kokoh, kuat, dan berkuku tajam.
Di tepi kolam, itik menatap kakinya.
“Mengapa kakiku tidak indah?” keluhnya sambil menangis.
Beberapa ayam asyik bermain di tepi kolam. Salah satunya terpeleset dan tercebur.
“Tolong!” teriak ayam itu.
Itik segera melompat ke kolam.
Kakinya mengayuh dengan kuat.
Itik berhasil menyelamatkan ayam.
“Terima kasih, Itik,” ucap ayam.
“Untung saja kamu punya kaki istimewa.” 
Itik sadar kakinya berguna untuk berenang.
Itulah yang paling penting bagi seekor itik.
Itik berenang dengan riang.
Ia berjanji tidak akan lagi merasa minder.

Iba = kasihan /terharu
Minder = Rendah diri
Kawanan=Kumpulan hewan sejenis

TANDA KOMA DIPAKAI SETELAH KATA "Tetapi"
TANDA KOMA DIPAKAI UNTUK MEMERINCI BEBERAPA UNSUR."kokoh,kuat"



Latihan:

Berlatihlah menggunakan kosakata baru.
1. Yuka merasa _________ karena tubuhnya kecil.
2. Ada _________ semut mengerumuni sisa makanan.
3. Lila merasa ______ saat melihat burung yang terluka. 

Perhatikan tanda koma pada teks di atas.
• Tanda koma digunakan untuk memerinci beberapa unsur.
Contoh: Kaki elang kokoh, kuat, dan berkuku tajam.
• Tanda koma juga digunakan sebelum kata “tetapi”  
 
Pada kalimat.
Contoh: Itik merasa sedih, tetapi hanya diam.
Bacalah fabel “Rahasia Kaki Itik” sekali lagi.
Berapa banyak tanda koma yang kalian temukan?

P5

AKTIFITAS 7

Merancang Konsep Penampilan (Berlatih)


Kegiatan Awal

1. Menyiapkan bahan untuk latihan

2. Pemantauan kegiatan latihan

 

Kegiatan Inti

1. Pendidik memantau proses kegiatan berlatih peserta didik.

2. Pendidik memberikan contoh serta pendampingan jika terdapat pertanyaan.

3. Selama kegiatan, pendidik ikut serta mendampingi peserta didik.

Penutup

Pendidik memberikan penguatan untuk proses latihan tari tradisional dan lagu daerah yang akan di tampilkan pada tahap gelar karya.

Permainan Tradisional Daerah Lampung

1. Bedil Betung/Jejok


Berbeda halnya dengan tiga permainan di atas. Permainan ini lebih mengandalkan keakuratan dan kekuatan tembakan. Sumber tenaga tembakan berasal dari dorongan satu tangan pemain. Sementara tangan lainnya digunakan untuk memegang selongsong. Bahan yang diperlukan adalah bambu, dan buah leak. Satu ruas bambu digunakan sebagai selongsong.

Selain itu. Diperlukan juga satu bilah bambu sebagai alat pendorong pada selongsong yang telah diberi buah leak. Para pemain terbagi dalam dua kelompok. Posisi kelompok saling berhadapan dengan jarak sekitar enam meter. Setelah aba-aba permainan dimulai. Mereka saling serang dengan akurasi tembakan pada badan hingga kaki kelompok lawan. Layaknya seperti di medan pertempuran. Para pemain yang telah terkena tembakan dinyatakan gugur. Pemenang adalah kelompok yang berhasil menembak seluruh anggota kelompok lawan.

2. Lempar selop

Permainan lempar selop dilakukan paling sedikit oleh dua orang. Dan, bisa dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Bahan permainan hanyalah sebidang tanah dan beberapa sandal pemain yang dikumpulkan tersusun di tengah arena permainan. Awal permainan adalah dengan melakukan undian untuk menentukan siapa yang menjadi pelempar sandal pertama, kedua, dan seterusnya. Jika pemain pertama gagal meruntuhkan sandal yang telah tersusun, maka ia akan digantikan oleh pemain kedua. Jika sandal yang dilemparkan berhasil meruntuhkan susunan sandal, maka si pemain akan mengejar dan menangkap lawannya. Lawan yang berhasil ditangkap dianggap kalah. Keriangan sangat terasa dalam permainan ini, baik saat pemain melempar sandal, ataupun saat pemain mengejar lawannya untuk ditangkap

3. Belakang/Jeduman

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Bledukan merupakan salah satu permainan tradisional yang terdapat di Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. Pada masa lalu, bledukan terbuat dari bambu dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah, Bledukan biasa digunakan masyarakat Lampung Utara ketika sedang manjau pada saat upacara adat atau begawi. Pada saat ada kunjungan besan sewaktu lamaran ataupun pernikahan selalu ditandai dengan bunyi bledukan kemudian diikuti dengan alunan musik kolintang.

Pada saat ini, permainan biasa dilakukan secara beramai-ramai baik oleh anak laki-laki, anak perempuan maupun orang dewasa. Bentuk dari bledukan seperti senapan dengan panjang sekitar 120 -150 cm dan memiliki 2 pegangan yang berukuran sekitar 30-50 cm. Bledukan terbuat dari kaleng-kaleng bekas makanan dan botol-botol bekas minuman yang disambung satu per satu kemudian dibalut oleh kain dan direkatkan oleh karet. Pada masa lalu, bledukan terbuat dari bambu dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah. Ketika minyak tanah sukar didapat, berubahlah bahan baku bledukan menjadi menggunakan kaleng bekas makanan dan botol bekas minuman dengan bahan bakarnya spiritus.

4. Kucing buta

Daftar Permainan Tradisional Provinsi Lampung

Kucing buta adalah permainan anak-anak yang dimainkan dengan cara salah seorang pemain matanya ditutup dengan kain, sehingga tidak dapat melihat seperti orang buta, dari sinilah permainan ini disebut kucing buta. Permainan ini dilakukan di halaman rumah, di lapangan yang datar. Mereka memilih salah seorang menjadi pemeran kucing buta dan kadang-kadang ada yang langsung rela untuk memainkan kucing itu.

Pemeran kucing buta ditutup matanya dengan serbet atau sapu tangan sehingga tidak bisa melihat. Semua pemain berpegang tangan membentuk lingkaran mengelilingi kucing buta, sambil melagukan seperti syair kucing buta cari aku, siapa dapat aku menunggu sampai dua tiga kali sesuai kesepakatan. Seluruh pemain secara serentak duduk berjongkok dan diam tak bersuara. Bila di antara anak-anak ada yang bersuara maka dengan spontan kucing buta menuju suara tersebut dan langsung merangkulnya dan menyebut namanya. Bila tebakan tersebut benar maka kucing buta dikatakan menang oleh musuh-musuhnya. Sehingga terjadi pergantian pemeran kucing buta. Bila tebakannya salah maka kucing buta statusnya tetap dan permainan dilanjutkan seperti semula.

5. Ngumpet sarung
Permainan ngumpet sarung adalah permainan tradisional yang di mainkan secara berkelompok dengan menggunakan media utama sarung. Permainan ini seperti bermain petak umpet pada umumnya, tetapi tidak bersembunyi di suatu tempat melainkan bersembunyi di balik sarung dan pemain yang berjaga harus menebak siapa yang ada di balik sarung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi PAK Sikap Mandiri

    Hari/tanggal       : Jumat, 14-02-2025 Kelas : 2 A Tabik pun sholih ...