Indonesia merupakan bangsa yang dikaruniai Tuhan dengan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah. Mulai dari keragaman potensi alamnya, sampai keadaan penduduknya.
Sudahkah semua itu dimanfaatkan secara bertanggung jawab?
Di sela-sela istirahat, Pak Anto dan Beni memerhatikan lingkungan alam sekitar. Di sebelah timur mengalir sungai dengan aliran airnya yang jernih dan deras. Di sebelah barat terbentang luas ladang sayur. Di sebelah utara berbaris perbukitan yang ditumbuhi berbagai pohon. Adapun di sebelah selatan berdiri tegak gunung tempat hidup berbagai tumbuhan dan satwa.
“Pak, saya merasa sangat beruntung lahir dan hidup di Indonesia. Tanahnya subur dan alamnya sangat kaya,” kata Beni
“Beni, kekayaan dan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak sebatas sumber daya alamnya saja. Namun, juga kondisi kependudukannya. Jumlah penduduk Indonesia sekarang ini sekitar 254 juta jiwa. Penduduk tersebut tersebar hampir di 13.466 ribu pulau yang ada (menurut kepala Badan Informasi Geospasial), dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing pulau atau wilayah memiliki beragam suku, adat, budaya, ras, agama, dan golongan. Dari sekian banyak penduduk tersebut juga terdiri atas beragam latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya,” jelas Pak Anto.
“Wah, saya makin bangga jadi anak Indonesia,” sahut Beni.
Banyak faktor yang membuat bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar yang bisa disandingkan dengan bangsa-bangsa besar lainnya di dunia. Banyak faktor pula yang menjadikan kita semakin bangga menjadi warga negara Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Nilai-nilai luhur yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
2. Wilayahnya yang luas dan berupa kepulauan.
3. Letak geografis dan strategisnya.
4. Besarnya jumlah penduduk.
5. Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan.
6. Beragamnya budaya, sosial, dan ekonomi.
Keberagaman yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh luasnya wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia berupa kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil baik yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni. Meskipun demikian, keberagaman ini bukanlah menjadi pemecah, justru menjadi pemersatu bangsa dengan berlandaskan Pancasila.
Dengan mempelajari kondisi kependudukan dan geografis alam Indonesia, kita makin bangga dan bersyukur menjadi warga negara Indonesia.
Sudahkah kamu mencintai bangsamu? Tuliskan sikap dan perilakumu yang menunjukkan bahwa kamu cinta tanah air.
Tampak pada peta Pulau Jawa dan Bali yang paling padat penduduknya, yaitu 600 – 1300 penduduk / km persegi. Disusul lampung dan nusa tenggara dengan kepadatan 200-600 pendudukan / km2.
1. Pulau manakah yang paling padat penduduknya di Indonesia? Jawab Pulau Jawa dan Bali.
2. Pulau manakah yang paling sedikit penduduknya di Indonesia? Jawab, Pulau Irian / Papua.
3. Berapakah jumlah kepadatan penduduk Provinsi Lampung? 200-500 orang / km persegi.
4. Berapakah jumlah kepadatan penduduk Provinsi Papua Barat? <10 orang / km persegi.
5. Berapakah jumlah kepadatan penduduk Provinsi tempat tinggalmu? Pulau jawab 600 – 1300 penduduk.
Peta Sebaran Suku bangsa silakan lihat gambar.
Kamu telah mengamati dan memahami persebaran suku-suku bangsa di Indonesia melalui peta di atas. Sekarang sebutkan dan tunjukkan suku-suku yang mendiami pulau-pulau yang ada di Indonesia berikut.
Selain keberagaman suku bangsa, Indonesia juga dianugerahi keberagaman agama. Saat ini ada 6 agama yang diakui oleh pemerintah untuk dianut oleh masyarakat, yakni Islam, Kristen, Katholik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Adapun Islam menjadi agama dengan jumlah pemeluk terbesar di Indonesia.
Coba diskusikan dengan temanmu, daerah-daerah persebaran agama di Indonesia.
Wah, beragam sekali ya penduduk Indonesia. Untuk mengetahui keberagaman kondisi penduduk Indonesia bisa kamu mulai dengan mengamati lingkungan tempat tinggalmu.
Kamu dapat mengetahuinya dengan melakukan wawancara dengan orang tua, perangkat RT dan RW, Kepala Desa, ataupun tokoh masyarakat.
Lakukan wawancara dengan kelompok belajarmu.
Sebelum memulai wawancara lakukan dulu berbagai persiapan di antaranya:
1. tentukan tempat dan waktu wawancara,
2. tentukan korespondennya,
3. tentukan tugas masing-masing anggota,
4. tiapkan peralatan, dan
5. tusunlah pertanyaan-pertanyaan dengan baik.
Beni ingin sekali menjadi anak yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Namun, Beni bingung ingin memulainya dari mana. Karena lingkungan tempat tinggalnya sangat beragam, baik dari sosial, budaya, agama, suku, profesi, maupun sumber daya alamnya. Walaupun demikian semua warga hidup dengan rukun. Mereka saling membantu, terutama dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan umum. Kepedulian mereka juga sangat tinggi apabila ada salah satu warga yang sedang mengalami kesusahan, seperti saat ada orang yang sakit, ada orang meninggal, dan lain-lain.
Bacaan : Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.
Kerukunan umat beragama merupakan bentuk hubungan antarmanusia yang damai berkat adanya toleransi beragama. Toleransi beragama adalah suatu sikap saling mengerti dan menghargai tanpa adanya sikap membeda-bedakan dan mengecilkan umat agama lain.
Kerukunan umat beragama sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kesejahteraan hidup. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak, salah satunya adalah agama. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, namun ada beberapa agama lain yang juga dianut, yakni Buddha, Hindu, Kristen, Katholik, dan Konghucu. Setiap agama tentunya memiliki aturan masing-masing dalam menjalankan ajaran agamanya. Namun, perbedaan ini bukanlah alasan menjadi pemecah belah, namun justru menjadi pemersatu dan memperkaya nilai-nilai dalam masyarakat. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama agar bangsa dan negara kita tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.
Tri Kerukunan Umat Beragama merupakan program yang dicanangkan pemerintah untuk menciptakan kehidupan beragama damai dan rukun. Program ini menghendaki adanya kerukunan antarumat beragama dalam satu agama (intern umat beragama), kerukunan antara umat beragama yang satu dengan agama lain, dan kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah munculnya konflik dalam kehidupan beragama.
Tri Kerukunan Umat Beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan, meskipun banyak perbedaan. Program ini harus diwujudkan agar tidak terjadi pengekangan dan pengurangan hak-hak dalam menjalankan ajaran agama, seperti dalam pendirian rumah ibadah, pelaksanaan ibadah dan hari besar keagamaan, serta penyiaran agama.
Tri Kerukunan Umat Beragama dimulai dengan kerukunan antarumat beragama dalam satu agama (intern umat beragama). Perbedaan pandangan dalam satu agama dapat memicu terjadinya konflik dalam agama itu sendiri. Oleh karena itu perbedaan pandangan ini haruslah diupayakan agar tidak saling merasa bahwa pandangannya adalah yang paling benar.
Tri Kerukunan Umat Beragama selanjutnya adalah kerukunan antarumat beragama yang memiliki pengertian kehidupan yang rukun antar masyarakat meskipun berbeda agama dan keyakinan. Dalam hal ini tidak terjadi sikap saling curiga mencurigai serta selalu menghormati agama masing-masing. Selain itu juga tidak saling memaksakan agama kepada orang lain.
Adapun Tri Kerukunan Umat Beragama yang terakhir adalah kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah mengandung pengertian bahwa tiap-tiap umat beragama dapat bekerja sama dan bermitra secara baik dengan pemerintah dalam menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hal ini para tokoh agama dan pemerintah sangat diperlukan perannya dalam mencari solusi yang baik tanpa merugikan pihak manapun.
Penjaga kerukunan beragama merupakan perilaku yang baik yang harus dilakukan oleh siapa pun. Hal tersebut juga mencerminkan penerapan nilai- nilai luhur yang terkandung dalam sila Pancasila, terutama Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada hakikatnya Pancasila telah di bentuk melalui proses yang cukup panjang oleh para pendiri bangsa. Pancasila sebagai ideologi terbuka mencerminkan keterbukaan pemikiran yang mampu menerima segala iklim perubahan yang terjadi agar mampu melaksanakan nilai-nilai Pancasila yang luhur secara mendasar. Berikut diantaranya nilai-nilai luhur pancasila yang terkandung di dalam Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia:
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Nilai luhur yang tercermin dalam sila pertama Pancasila, yang mengandung sebuah keyakinan terhadap adanya Tuhan dengan sikap yang mencerminkannya, antara lain sebagaimana berikut.
Bangsa Indonesia memberikan sebuah pernyataan bahwa memiliki sebuah kepercayaan dan ketakwaan serta keyakinan terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap warga negara Indonesia memiliki iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang diyakini serta kepercayaan masing-masing yang berdasarkan pada kemanusiaan yang adil dan beradab.
Meningkatkan sikap saling menghormati dan bekerja sama di antara umat beragama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI..
Menciptakan kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam mengurangi dampak ketimpangan sosial di masyarakat.
Agama dan juga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan sebuah hubungan pribadi antara manusia dengan Tuhan, yang mencerminkan peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa.
Menciptakan sikap saling menghargai kebebasan antar umat bergama dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan serta kepercayaan masing-masing.
Tidak memaksakan orang lain untuk memeluk atau pun meyakini suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan jalan kekerasan.
2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Nilai keluhuran yang terrefleksi di dalam sila kedua Pancasila yang menjadi landasan hukum persamaan kedudukan warga negara dalam negara Indonesia, sebagaimana berikut diantaranya.
Memberi pengakuan serta mempertahankan kedudukan setiap warga negara memiliki harkat maupun martabat yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban warga negara secara mendasar pada setiap warga negara tanpa membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan warna kulit yang bisa saja menjadi penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika.
Meningkatkan sikap maupun perilaku untuk saling mencintai antara sesama manusia.
Meningkatkan sikap maupun perilaku tenggang rasa dan toleransi maupun tepasalira dalam kehidupan sosial.
Meningkatkan sikap adil serta tidak semena-mena terhadap orang lain yang dapat memicu pelanggaran hak warga negara.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan cara gemar melaksanakan kegiatan kemanusiaan.
Memiliki keberanian dalam membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa bahwa dirinya bagian dari seluruh umat manusia.
Meningkatkan sikap untuk saling menghormati dan mampun bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia.
Persatuan bangsa merupakan hal yang penting dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara, sebab bangsa yang besar ialah bangsa memiliki persatuan yang kokoh dari aspek manapun. Nilai luhur yang tercermin dalam sila ketiga ialah berkut diantaranya.
Dapat menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan maupun keselamatan bangsa dan negara menjadi kepentingan pribadi dan juga golongan.
Memiliki kesanggupan untuk rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara saat dibutuhkan.
Menciptakan perasaan nasionalisme atau cinta kepada tanah air dan bangsa.
Meningkatkan rasa bangga dalam berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Menjaga ketertiban dunia yang berdasar pada perdamaian abadi serta keadilan sosial.
Menciptakan serta meningkatkan persatuan Indonesia yang berdasar pada semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Meningkatkan hubungan sosial dalam kemajemukan bangsa demi menjaga persatuan dan kesatuan.
4. Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Nilai kerakyatan ialah berdasar pada ciri ciri demokrasi Pancasila yang memiliki nilai luhur dan tercermin melalui kehidupan bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Nilai nilai keluhuran dalam sila keempat amat penting sebagai membangun karakter bangsa di era globalisasi, sebagaimana berikut diantaranya:
Sebagai seorang warga negara dan warga masyarakat, kedudukan warga negara dalam negara adalah sama dalam hal hak dan kewajiban.
Dalam mengambil sebuah keputusan tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengedepankan adanyan musyawarah saat mengambil sebuah keputusan demi kepentingan bersama.
Musyawarah demi mencapai kemufakatan harus diisi oleh semangat kekeluargaan.
Menghargai serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang diperoleh dalam hasil musyawarah.
Memiliki sebuah iktikad baik serta rasa tanggung jawab untuk menerima serta melaksanakan hasil keputusan dalam musyawarah.
Di dalam pelaksanaan musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas segala kepentingan pribadi maupun golongan.
Musyawarah dilaksanakan dengan menggunakan akal sehat yang sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah haruslah dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang memiliki nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta mendahulukan persatuan dan kesatuan demi kepentingan masyarakat luas.
Memberi kepercayaan kepada wakil-wakil yang duduk dalam lembaga dewan perwakilan untuk melaksanakan permusyawaratan demi kepentingan rakyat.
5. Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Nilai keadilan sosial yang diperuntukan bagi seluruh rakyat Indonesia sangatlah penting dalam kaitannya penerapan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, yang tercermin dalam nilai nilai keluhuran dalam sila kelima, berikut penjelsannya :
Meningkatkan perilaku serta perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sebuah sikap maupun suasana kekeluargaan dalam gotong royong di masyarakat.
Meningkatkan perilaku yang berkeadilan terhadap sesama warga negara yang menunjukan sistem demokrasi di Indonesia.
Mengatur keseimbangan antara hak maupun kewajiban dalam hubungan negara dengan warga negara.
Menghargai hak yang orang lain miliki.
Memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berlaku adil bahkan pada diri sendiri.
Menggunakan hak milik secara bijak dan bukan untuk hal-hal yang bertentangan dengan undang-undang maupun merugikan kepentingan umum.
Menghargai hasil karya orang lain yang memiliki manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Meningkatkan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan globalisasi yang merata dan berkeadilan sosial.
Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, maka dari itu perilaku dan sikap masyarakatnya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Meskipun demikian, sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari perilaku orang-orang sekitar kita yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Berikut beberapa contoh perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Di Sekolah Sekolah, Hal-hal yang tidak sesuai dengan Pancasila adalah :
• Memilih teman hanya yang kaya saja,
• Tidak mau meminjamkan peralatan sekolah kepada teman.
• Menyontek,
• Berkelahi,
• Tidak mau mengikuti upacara bendera,
• Mengejek teman.
Di Rumah, hal yang tidak sesuai dengan Pancasila :
•Tidak melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya,
• Tidak mau berbagi makanan dengan anggota keluarga yang lain,
• Bermalas-malasan,
• Membantah orang tua,
• Memaksakan kehendak kepada anggota keluarga,
• Berbohong.
Di Masyarakat, hal yang tidak sesuai dengan Pancasila :
• Tidak mau menjenguk tetangganya yang sakit,
• Melarang orang lain melakukan peribadahan sesuai dengan agamanya,
• Minum-minuman keras dan berjudi,
• Tidak mau mengikuti kegiatan kerja bakti, ronda, dan rapat lingkungan,
• Suka pamer kekayaan,
• Mencuri,
• Menganiaya teman,
• Melakukan kekerasan.
Banyak faktor yang membuat bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar yang bisa disandingkan dengan bangsa-bangsa besar lainnya di dunia. Banyak faktor pula yang menjadikan kita semakin bangga menjadi warga negara Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Nilai-nilai luhur yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
2. Wilayahnya yang luas dan berupa kepulauan.
3. Letak geografis dan strategisnya.
4. Besarnya jumlah penduduk.
5. Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan.
6. Beragamnya budaya, sosial, dan ekonomi.
Keberagaman yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh luasnya wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia berupa kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil baik yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni. Meskipun demikian, keberagaman ini bukanlah menjadi pemecah, justru menjadi pemersatu bangsa dengan berlandaskan Pancasila.
Dengan mempelajari kondisi kependudukan dan geografis alam Indonesia, kita makin bangga dan bersyukur menjadi warga negara Indonesia.
Sudahkah kamu mencintai bangsamu? Tuliskan sikap dan perilakumu yang menunjukkan bahwa kamu cinta tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar