Tema 1 subtema 3
pembelajaran ke 4
Nenek Moyangku
Nenek Moyangku seorang
pelaut
Gemar mengarung luas
samudra
Menerjang ombak tiada
takut
Menempuh badai sudah
biasa
Angin bertiup layar
terkembang
Ombak berdebur di tepi
pantai
Pemuda berani maju
sekarang
Ke laut kita beramai-ramai
Kapal Phinisi adalah sebuah kapal layar kebanggaan masyarakat
Sulawesi Selatan. Bahkan juga menjadi kapal kebanggaan bangsa Indonesia.
Ketangguhan dan ketenaran kapal ini telah terdengar di seluruh penjuru
dunia. Sudah sejak sekitar abad 14,
kapal phinisi berlayar dan menjelajah samudera di seluruh dunia.
Konon, Phinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama
Phinisi. Suatu ketika dia berlayar melewati pesisir pantai Bira. Dia melihat
rentetan kapal di laut, kemudian dia menegur salah seorang nakhoda kapal
tersebut bahwa layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak saat itu
orang Bira berfikir dan mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya berbentuk
layar Phinisi yang seperti sekarang ini. Atas teguran orang tersebut, maka
orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama Phinisi.
Kapal Phinisi adalah kapal istimewa. Kapal ini dibuat oleh
tangantangan ahli tanpa menggunakan peralatan canggih dan modern. Seluruh
bagian kapalnya terbuat dari kayu dan dirangkai tanpa menggunakan paku.
Meskipun demikian, kapal ini telah membuktikan ketangguhannya dalam mengarungi
samudra dan menjelajah negara-negara dunia.
Banyak upacara atau ritual yang dilakukan dalam membuat kapal
Phinisi. Mulai dari pencarian hari baik untuk memulai pembuatan, upacara atau
ritual mengusir roh jahat saat akan menebang kayu yang akan digunakan untuk
membuat Kapal Phinisi, upacara atau ritual peletakan lunas dan pemasangan
pengapit lunas, kemudian memasuki proses penggabungan dan pendempulan badan
kapal. Pada proses terakhir
dilakukan
peluncuran, namun sebelumnya juga diadakan upacara atau ritual selamatan. Semua
upacara atau ritual itu dilakukan semata-mata untuk mengharapkan keselamatan
dan kesejahteraan bagi pembuat, pemilik, dan penumpang kapal Phinisi.
Peluncuran kapal Phinisi dilakukan pada saat air laut pasang dan
matahari sedang naik. Ketika kapal sudah mengapung di laut, barulah tiang dan
layar dipasang. Kapal yang diluncurkan biasanya sudah siap dengan awaknya.
Adapun kepala tukang bertindak sebagai
pelaksana utama upacara dan duduk di sebelah kiri. Doa dan mantra pun
diucapkannya.
Walaupun terbuat dari kayu, kapal ini mampu bertahan dari
terjangan ombak besar di laut lepas. Kapal phinisi satu-satunya kapal kayu
besar dari sejarah masa lampau yang masih diproduksi hingga sekarang.
Kapal Phinisi sendiri umumnya memiliki dua tiang layar utama dan
tujuh buah layar. Dua tiang layar pada phinisi menyimbolkan dua kalimat
syahadat, sedangkan ketujuh layarnya melambangkan jumlah ayat dalam surat
AL-Fatihah.
Ada beberapa jenis kapal Phinisi, tetapi yang pada umumnya
Phinisi
ada dua
jenis.
1.
Lamba atau lambo.
Merupakan
Phinisi modern yang dilengkapi dengan motor diesel (PLM).
2. Palari
Merupakan
bentuk awal Phinisi yang melengkung dan ukurannya lebih kecil dibandingkan
dengan Lamba.
Kapal Phinisi biasanya digunakan sebagai kapal pengangkut barang
antarpulau, namun di era modern seperti sekarang ini, Phinisi sebagai kapal
barang berubah fungsi menjadi kapal pesiar mewah. Phinisi dibuat dengan
interior yang mewah dan dilengkapi peralatan menyelam, dan peralatan permainan
wisata bahari.
Kapal
Phinisi juga dijadikan lambang salah satu gerakan WWF, yakni SOSharks. Gerakan
ini merupakan gerakan untuk penyelamatan dan pelestarian hiu.
Membanggakan bukan?
Pengaruh Kondisi Geografis Indonesia
sebagai Negara Maritim
terhadap Budaya Masyarakat
Kondisi geografis berupa kepulauan yang terdiri atas lebih dari
13 ribu dan tersebar dari Sabang sampai Merauke mengakibatkan beragamnya budaya
bangsa Indonesia. Masing-masing daerah atau pulau memiliki budayanya
masing-masing yang berbeda dengan daerah atau pulau yang lain.
Masyarakat Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang
tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku memiliki karakteristiknya
masingmasing, salah satunya budaya.Budaya antara suku bangsa satu dengan yang
lain juga berbeda-beda, seperti
bahasa,
adat istiadat, tradisi, system kepercayaan, dan sebagainya.
Ciri keragaman budaya lokal Indonesia dapat dilihat dari hal-hal
sebagai berikut.
1.
Keragaman Suku Bangsa
Nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Mereka berimigrasi
kemudian bercampur dengan penduduk
indigenous dan indo-arian dari Asia Selatan. Kemudian terus berkembang
hingga
membentuk suku-suku bangsa. Suku-suku bangsa di Indonesia diklasifikasikan
menjadi 19 suku bangsa induk.
2. Keberagaman Bahasa Indonesia
masuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia (AustraliaAsia). Rumpun
ini terbagi menjadi dua subrumpun lagi yakni
Bahasa Austronesia Barat atau
Indonesia/Melayu dan Bahasa Austronesia Timur atau
Polinesia. Dari subrumpun bahasa tersebut masih terbagi lagi ke dalam
wilayah-wilayah bahasa.
3. Keberagaman Religi Indonesia
memiliki keberagaman agama atau kepercayaan.
Di
Indonesia terdapat enam
agama yang diakui secara resmi oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Kristen,
Hindu, Budha, dan Konghucu. Selain itu juga berkembang aliran-aliran
kepercayaan.
4. Keberagaman Seni dan
Budaya Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan
yang beragam pula. Salah satu wujudnya adalah kesenian, baik
seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama atau pertunjukan,
seni rupa, dan
sebagainya.
Keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Misalnya dalam
bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa
daerah dapat memperkaya
perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, dalam bidang
pariwisata, potensi keberagaman
budaya dapat dijadikan
sebagai objek dan tujuan wisata sehingga bisa
menghasilkan devisa bagi
bangsa. Pemikiran yang timbul dari sumber
daya di daerah-daerah
bisa menjadi acuan bagi pembangunan nasional.
Adapun dampak dari segi
kebudayaan di antaranya ialah sebagai
berikut.
1. Karena mudahnya pengaruh luar masuk ke
Indonesia, maka masyarakat
Indonesia lebih mengenal
budaya asing. Seperti dalam bidang musik,
masyarakat Indonesia
lebih tahu musik luar seperti Hip Hop, Jazz, R
n B, daripada lagu
daerah seperti karawitan atau gambang kromong.
Tidak hanya pada lagu,
budaya lain seperti tari-tarian dan bahasa pun
mulai luntur.
2. Tontonan dan adegan dalam film yang kurang
bahkan tidak pantas
membawa efek buruk bagi
bangsa Indonesia. Sebagian besar
adegan tersebut ditiru
oleh artis-artis dalam negeri dan masyarakat
menganggap nya sebagai
gaya hidup, semacam pusat gaya yang perlu
ditiru terutama oleh
anak muda. Padahal itu membuat turunnya nilai
moralitas bangsa.
3. Dikenalnya kebudayaan Indonesia akibat
ramainya perdagangan dan
pariwisata yang ada di
Indonesia.
4. Timbulnya beraneka ragam kebudayaan dan adat
akibat pengaruh luar.
Contohnya wayang di Jawa
yang terinspirasi dari cerita dari India dan
hukum
adat di Aceh yang terpengaruh oleh hukum Islam.
Ayo
Berlatih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar