Selesai memilih gerabah yang akan dibeli, Lani diajak ayahnya untuk ke belakang rumah, tempat memproduksi berbagai macam gerabah. Banyak pengrajin yang sedang bekerja. Semua pengrajin memiliki pembagian tugas masing-masing. Ada yang membuat adonan dari tanah liat. Ada yang sedang mencetak. Ada yang menjemur dan membakar gerabah-gerabah yang baru setengah jadi. Ada juga yang sedang mewarnai gerabah-gerabah yang telah kering. “Pak, bolehkah saya mencoba membentuk gerabah?” pinta Lani kepada salah satu pengrajin. “Memangnya kamu bisa, Lani?” goda Ayah Lani. “Ah, Ayah, semuanya kan perlu dicoba. Soal hasilnya, dipikir belakangan, ’ canda Lani.
“Kalu Adik mau mencobanya, silahkan. Saya akan dengan senang hati membantu Adik,” kata Pengrajin. “Terima kasih banyak, Pak,” kata Lani. Lani pun mencoba membuat dan membentuk gerabah dari adonan tanah liat yang sudah disiapkan. Pada percobaan pertama gagal. Lani mencoba lagi. Untuk kali ini Lani lebih berhati-hati. Dia mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh salah seorang pengrajin. Pada percobaan kali ini meskipun belum berhasil juga namun sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan percobaan sebelumnya. Pengrajin pun terus memberikan semangat kepada Lani. Lani pun makin terpacu mencoba dan mencoba lagi. Hingga pada akhirnya Lani mengalami kelelahan. Namun, Lani belum juga berhasil membuat gerabah yang bagus.
“Dik Lani, tahukah kamu penyebab kamu gagal membuat gerabah yang bagus? Ya, karena tangan dan kakimu kurang terampil. Pergelangan tangan dan jari jemarimu masih terlalu kaku dalam membentuk gerabah. Adapun kakimu kurang kuat dalam memutar alatnya,” jelas Pengrajin. “Oh, begitu ya, Pak. Ternyata ada pengaruhnya juga ya kemampuan dan keterampilan tulang dan otot untuk menghasilkan gerabah dengan bentuk yang bagus,” kata Lani. “Oh betul sekali, Lani. Dalam setiap bidang diperlukan kemampuan dan keterampilan. Misalnya, pengrajin yang terampil akan dapat menghasilkan gerabah yang berkualitas dan bernilai seni yang tinggi. Petani yang terampil akan dapat menghasilkan panenan yang melimpah. Atlet yang terampil akan terus berprestasi,” jelas Ayah Lani.
“Lani, juga perlu diingat bahwa setiap gerakan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan harus kita lakukan dengan benar. Agar tidak terjadi gangguan atau kelainan pada organ gerak kita, jangan melakukan kegiatan-kegiatan yang terlalu membebani kerja organ gerak tubuh kita. Tubuh kita juga tidak boleh terlalu dipaksakan untuk bekerja sepanjang waktu. Adakalanya tubuh kita, terutama organ gerak memerlukan waktu untuk istirahat. Saatnya bekerja kita harus bekerja dengan benar. Pada saat istirahat kita juga harus beristirahat dengan benar pula,” kata Pengrajin. “Coba kamu perhatikan pengrajin tua itu. Kasihan sekali, tubuhnya sekarang bungkuk. Pada saat mudanya dulu dia terus memaksakan tubuhnya untuk bekerja tanpa mempedulikan waktu beristirahat. Sejak muda dia sudah jadi pengrajin gerabah, waktunya dihabiskan untuk selalu duduk membungkuk membentuk gerabah-gerabah pesanan. Dia pengrajin yang rajin dan pekerja keras, namun sayangnya dia melupakan waktu untuk beristirahat. Pada akhirnya, kini tubuhnya menjadi bungkuk,” kata pengrajin. “Benar sekali, Lani. Tulang pengrajin itu telah mengalami kelainan atau gangguan, sehingga tidak bisa lagi bekerja sebagaimana mestinya, ” tambah Ayah Lani.
Macam-macam Kelainan pada Organ Gerak Pasif (Tulang) Fraktura/Patah Tulang Kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2 yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/ menembus kulit/otot).
- Osteoporosis Kelainan pada tulang yang disebabkan karena adanya pengeroposan tulang. Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan kalsium secara normal.
- Fisura/Retak Tulang Kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang akibat kecelakaan.
- Lordosis Kelainan tulang karena sikap duduk yang salah sehingga tulang belakang melengkung pada daerah lumbalis. Hal ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
- Skoliosis Kelainan tulang karena sikap duduk yang salah sehingga tulang belakang melengkung ke arah sampng. Hal ini akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf “S”.
- Kifosis Kelainan tulang karena sikap duduk membungkuk sehingga tulang belakang membengkok ke belakang.
Posisi dan Sikap Duduk yang Benar dan Sehat
Kadang saya merasa heran dengan Pak John yang sering mengeluh
punggungnya nyeri dan pegal. Padahal setahu saya, Pak John tidak
pernah bekerja berat. Jabatan di kantornya pun cukup tinggi, sebagai
manager pemasaran. Pak John sering menghabiskan waktu kerjanya
dengan duduk.
Pada suatu sore, Pak John mengeluh lagi tentang sakitnya.
“Bu Catrine kenapa ya punggung saya sering pegal dan nyeri. Setiap
kali duduk di kursi saya merasa tidak nyaman. Badan saya sering pegal
dan nyeri, tidak hanya di punggung saja, namun juga di bahu dan leher.
Apa mungkin karena posisi duduk saya yang tidak benar, ya?” kata Pak
John. Keluhan ini sebenarnya juga banyak dialami oleh para eksekutif dan
pekerja kantoran.
Berbagai posisi tubuh yang tidak tepat dapat mengakibatkan otot-otot
tertentu bekerja secara berlebih. Misalnya saat duduk menulis, bekerja
di depan komputer dengan posisi duduk yang tidak tepat, kebiasaan
menelpon dengan menjepit telepon di antara kuping dan bahu. Hal-hal
semacam inilah yang mengakibatkan munculnya keluhan-keluhan seperti
apa yang dialami oleh Pak John.
Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan
besar dalam menjaga kestabilan tubuh. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagian aktivitas sehari-hari kita dilakukan dengan posisi duduk,
sehingga sangatlah penting untuk mengetahui posisi duduk yang benar
untuk menjaga kesehatan tulang punggung kita.
Lalu bagaimanakah posisi duduk yang benar untuk mencegah terjadinya
nyeri dan pegal pada punggung, bahu, dan leher itu? Posisi dan sikap
duduk yang benar itu adalah posisi dan sikap duduk yang ergonomis.
Pada saat duduk, usahakan posisi kepala berada segaris dengan tubuh
dan menghadap ke depan. Bahu rileks dengan lengan berada pada kedua
sisi tubuh. Siku menempel pada tubuh dan menekuk membentuk sudut
90-120 derajat. Punggung harus ditopang secara penuh dengan penopang
pada saat tegak, atau sedikit bersandar. Posisi paha dan panggul ditopang
oleh dudukan kursi dan sejajar dengan lantai. Sedangkan lutut setinggi
panggul, membentuk sudut 90 derajat.
Meskipun sudah dapat melakukan posisi dan sikap duduk ergonomis,
namun juga tidak boleh duduk dengan jangka waktu yang lama. Oleh
karena itu seringlah beranjak atau sekedar mengubah posisi. Jika diperlukan, lakukan gerakan peregangan, agar otot-otot kembali lemas
dan tidak terjadi kekakuan.
Selain itu, pada saat duduk jika ingin mengambil sesuatu yang berada
di belakang, jangan sampai memuntir punggung. Sebaiknya putarlah
keseluruhan tubuh sebagai satu kesatuan.
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh juga dapat menjaga kesehatan
tulang kita. Meskipun kebutuhan cairan tiap orang berbeda-beda, namun
paling tidak kita harus minum minimal 6 gelas sehari. Hal ini berfungsi
untuk menjaga kelembaban otot dan tulang sehingga dapat dengan rileks
melakukan fungsinya.
Ada yang tidak kalah pentingnya lagi, yakni pilihlah meja dan kursi
yang tepat pula. Dengan demikian akan terhindar dari timbulnya rasa
nyeri dan pegal setelah duduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar